BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Bahasa
merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang untuk mengutarakan perasaan
yang sedang dialaminya, sehingga beban hidupnya dapat terasa lebih ringan.
Bahasa juga merupakan beberapa simbol baik verbal maupun visual yang dapat digunakan
untuk mendapatkan pemahaman suatu informasi baru. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara membaca informasi tersebut di buku atau majalah dan dapat didengar
melalui radio atau media elektronik.
Anak usia dini sebenarnya belum mampu menguasai
kata-kata, dengan kemampuannya yang
sedang berkembang pesat, anak usia dini mulai mengerti dan memahami satu per
satu makna kata, dan apa yang dikatakan oleh orang dewasa. Selain dapat berkomunikasi dengan orang dewasa, anak
dapat berinteraksi dengan teman sebayanya.
Selain itu, dengan menggunakan bahasa anak akan tumbuh
dan berkembang menjadi manusia dewasa yang dapat bergaul ditengah-tengah
masyarakat. Melalui bahasa pula anak dapat menceritakan pengalaman dan
perasaannya melalui simbol-simbol yang dapat dipahami oleh orang lain.
Dengan melihat latar belakang tersebut maka diyakini
bahwa bahasa adalah salah satu elemen penting yang harus dipahami dan dikuasai
oleh anak. Oleh karena nya, pendidik anak usia dini harus dapat memahami pendekatan
apa saja yang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak.
Whole language adalah salah satu pendekatan dalam
pembelajaran bahasa yang mengajarkan bahasa secara utuh. Pengajaran
keterampilan berbahasa dan komponen bahasa
seperti kosakata dan tata bahasa disajikan secara utuh bermakna dalam
satu situasi yang nyata.
Dengan pengajaran bahasa yang terpisah, sangat sulit
untuk memotivasi anak untuk belajar bahasa, karena anak menganggap apa yang
dipelajarinya tidak ada hubungannya dengan kehidupan mereka.
Pengajaran tentang penggunaan tanda baca, diajarkan
secara bersamaan dengan keterampilan menulis, membaca ataupun berbicara.
Pendidik berkewajiban untuk menyediakan lingkungan yang menunjang anak agar
dapat mempelajari bahasa dengan baik.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
yang dimaksud dengan whole language?
2. Apa
saja komponen whole language dalam pembelajaran bahasa?
3. Bagaimana
implementasi whole language dalam pembelajaran bahasa?
4. Apa
saja kelebihan dan kekurangan whole language?
C.
TUJUAN
MAKALAH
Tujuan Umum Makalah
Dengan rumusan
masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan umum dari makalah ini adalah
untuk mengetahui gambaran secara umum tentang pendekatan whole language dalam
pembelajaran bahasa anak usia dini:
Tujuan Khusus
Makalah
Tujuan khusus makalah
ini adalah:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendekatan whole
language.
2. Mengetahui apa saja komponen yang terdapat dalam
pendekatan whole language.
3. Mengetahui implementasi pendekatan whole language dalam
pembelajaran bahasa anak usia dini.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan whole language.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A.
PENGERTIAN
WHOLE LANGUAGE
Pendekatan
terpadu dalam pembelajaran bahasa dilandasi pandangan bahasa holistik atau whole language yang memperlakukan bahasa
sebagai sesuatu yang bulat dan utuh. Pada hakikatnya whole language merupakan falsafah pandangan atau keyakinan tentang
hakikat belajar dan bagaimana anak belajar secara optimal.
Weaver
menyatakan bahwa whole language pada dasarnya merupakan pandangan atau
keyakinan tentang hakikat belajar dan bagaimana anak dapat belajar secara
optimal. Sistem landasan keterpaduan dalam pembelajaran bahasa menyatakan bahwa
belajar bahasa akan lebih mudah terjadi jika bahasa itu disajikan secara
holistik nyata, relevan, bermakna, serta fungsional, jika bahasa itu disajikan
dalam konteks pembicaraan dan dipilih anak untuk digunakan.
Dengan kata lain bahwa whole language adalah suatu teori tentang sistem belajar bahasa dan
bagaimana sistem tersebut dapat membantu kemajuan anak dikelas dan disekolah,
yang dilakukan secara alamiah tanpa intervensi guru dan pembelajaran berpusat
pada anak.
Rudell and Rudell mengatakan “is the use of the one language to decode and comprehend text. Because
the foundation of literacy is language development, early childhood teacher
must be aware of development of language, as well as the factors that influence
its development”. Dapat diartikan bahwa bahasa merupakan salah satu cara
untuk menguraikan dan memahami kalimat. Karena pada dasarnya keaksaraan
merupakan suatu perkembangan bahasa, para pendidik harus menyadari perkembangan
bahasa serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Whole language mengandung konsepsi bahwa bahasa
merupakan gejala plural yang mempunyai keutuhan. Sebab itu, sebagai bahan
pembelajaran, bahasa tidak dapat disikapi sebagai gejala yang tersegmentasikan
secara artifisial melainkan disikapi sebagaimana gejala penggunaannya dalam
berbagai peristiwa komunikasi.Sebagai wawasan yang ada dalam konteks pengajaran
bahasa, penerapan prinsip whole language berimplikasi pada penyikapan bahasa
sebagai bahan pembelajaran, bentuk pembelajaran, assessment, dan penilaian.
Dalam artian luas, penerapan prinsip tersebut berimplikasi dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian program.
Redmond Mary Lynn yang menyatakan:
“The
Whole Language Approach provides a learning environment in which the student
participates in meaningful language experiences. Through the process of
constructing language for communication purposes, the student develops the
ability to listen, speak, read, and write in a natural manner.
Redmond Mary Lynn menyatakan bahwa pendekatan whole language menyediakan sebuah
pembelajaran dari lingkungan yang mana anak dapat berpartisipasi dalam pengalaman-pengalaman
bahasa penuh makna melalui proses mengkonstruksi bahasa untuk tujuan
komunikasi, anak-anak dapat mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis secara alami.
Berdasarkan
berbagai definisi pendekatan whole language
diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan whole
language adalah pendekatan yang menekankan pada pembelajaran bahasa
berpusat pada anak yang dilakukan dengan menyenangkan, anak membangun bahasa
sendiri secara alami secara utuh tidak terpisah pisah antara mendengar,
menyimak, berbicara, membaca dan menulis, situasi diciptakan agar mendorong
ketertarikan pada anak untuk membaca dan pendapatkan pengetahuan melalui
pengalaman-pengalaman secara.
B.
KOMPONEN
WHOLE LANGUAGE
Whole
language adalah cara untuk menyatukan pandangan
tentang bahasa, tentang pembelajaran dan tentang orang-orang yang terlibat
dalam pembelajaran. Dalam hal ini orang-orang yang dimaksud adalah anak dan
guru. Whole language dimulai dengan menumbuhkan lingkungan berbahasa
yang diajarkan secara utuh dan keterampilan bahasa diajarkan secara terpadu.
Goodman mengatakan “…the class would be
listening, speaking, writing and reading”. Dapat diartikan bahwa
pembelajaran di kelas terdiri dari mendengar, bicara, menulis, dan membaca.
a.
Membaca
Kehidupan sekarang ini memang sudah tidak dapat
dipisahkan dari bahan tulisan seperti buku, koran, majalah, brosur dan
lain-lain. Membaca merupakan salah satu dari empat komponen perkembangan bahasa
yang penting untuk dikuasai dan dipelajari oleh anak, dengan membaca seseorang
dapat bersantai, berinteraksi dan bisa mendapatkan informasi serta pengalaman
baru yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup dimasa yang akan datang.
Mengajarkan membaca pada anak, itu sama saja seperti
memberikan anak sebuah masa depan yang baik yaitu memberi anak bagaimana
caranya agar ia dapat mengeksplorasi tentang apapun yang anak sukai. Sesuai
dengan yang dikatakan oleh Bowman dan Bowman membaca merupakan sarana yang
tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat.
membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan
makna dan arti dari tulisan, walaupun dalam kegiatan ini terjadi pengenalan
huruf-huruf. Membaca dikatakan kegiatan fisik karena melibatkan gerakan-gerakan
tubuh, khususnya mata yang melakukannya dan dikatakan kegiatan mental karena
melibatkan bagian-bagian pikiran khususnya persepsi dari ingatan akan kegiatan
yang baru saja dialaminya (kegiatan membaca).
b.
Menulis
Pada anak usia dini menulis merupakan ekspresi atau
ungkapan dari bahasa lisan ke dalam suatu bentuk goresan atau coretan. Diffily
dan Morrison mengatakan “Another
ingredient in the language and literacy program is hand writing. There is a
connection between listening, talking, reading, writing” Dapat diartikan
bahwa bahasa dan keaksaraan termasuk dalam tulisan tangan, hal tersebut harus
menjadi bagian penting dari program
bahasa lisan dan tertulis. Ada hubungan antara mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Diffily dan Morrison (1996) menyarankan setidaknya enam
tahap yang berbeda dari menulis: menggambar, menulis, diciptakan huruf, huruf
acak, ditemukan ejaan, dan Spelling umum.
Contohnya:
Matthew menggambar
bentuk sepertin lingkaran pada jendela mobil berkabut-up. "Aku
menulis," ia bangga mengumumkan. "Apa isinya?" Tanya ayahnya.
"Oh, saya tidak tahu. Saya hanya bisa menulis, saya tidak bisa membaca!
"Jawab Matthew.
Terdapat beberapa tahapan dalam menulis
bagi anak usia dini menurut Allyn and Bacon, yaitu:
“At first children
refer to picture when they pretendread familiar stories; later they realize
that reading involves looking, fingerpoint reading of familiar storybooks
occurs, children as young as 3 years of age recognize general feature of
writing and can distinguish writing from non writing using the feature of
linierity, to figure out how English print works, children must learn that
letters of the alphabet code phonemes rather that whole words or syllables,
recognizing latters of the alphabet requires children to differentitation
distinctive features. One of the hardest features for childrent to understand
is orientations”
Dapat diartikan dalam tahapan menulis
bagi anak terdapat berbagai tahapan yaitu:
1.
Pada anak pertama mengacu
pada gambar saat mereka berpura-pura membaca cerita akrab, kemudian mereka
menyadari membaca yang melibatkan melihat cetak.
2. Tahapan
kedua pembacaan buku cerita akrab.
3. Anak-anak
berumur 3 tahun mengenali cara menulis coret dan dapat membedakan menulis dari
non menulis menggunakan fitur linearitas.
4. Anak
mulai mengetahui bawa huruf-huruf tersebut bermakna, anak-anak harus belajar
bahwa surat fonem kode alfabet daripada semua kata atau suku kata.
5. Anak
menyadari dalam membuat kalimat atau cerita. Setiap anak memiliki tingkat
kesulitan untuk membuat kalimat yang berbeda. Salah satu tingkat kesulitan yang
paling sulit untuk Anak-anak untuk memahami adalah orientasi.
c.
Bicara
Bicara
merupakan perkembangan awal yang dapat dimiliki anak dalam berbahasa. Dengan
bicara anak dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sebaya maupun
orang dewasa. Saat perkembangan bicara anak berkembang pesat, secara tidak
langsung rasa percaya diri anak akan tumbuh dengan baik karena anak dapat
mengemukakan pendapat atau menceritakan suatu kejadian secara terstruktur dan
dapat dimengerti oleh lawan bicara nya.
Bicara
menurut Hurlock adalah bentuk bahasa yag menggunakan artikulasi atau kata-kata
yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Karena bicara merupakan bentuk
komunikasi yang paling efektif, penggunaannya paling luas dan paling.
Dalam
suatu kelas itu tidak pernah lepas dari percakapan dan menulis. Guru
menyediakan berbagai macam cara untuk memberikan pengajaran pada anak. Dengan menciptakan
lingkungan yang nyaman, melakukan pelajaran kata dan menggunakan permainan.
Guru memberikan penguatan untuk membantu anak dalam memahami bahasa.
Sebelum
anak diajarkan berbicara, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses
pembelajaran bicara. Menurut Hurlock hal penting dalam belajar berbicara,
yaitu: (1) Persiapan fisik untuk berbicara (2) Kesiapan mental untuk berbicara
(3) Model yang baik untuk ditiru (4) Kesempatan untuk berpraktek (5) Motivasi
(6) Bimbingan.
d.
Menyimak
Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan
bunyi bahasa, mengidentifikasi dan mereaksi makna. Selain itu, dengan menyimak
anak dapat memahami apa yang ia dengar dan dari hal tersebut dapat terlihat
apakah anak mengerti dengan kata-kata yang dibicarakan ileh oranglain. Elizabeth
mengemukakan bahwa menyimak adalah salah satu keterampilan seni bahasa pertama
yang dikembangkan. Setiap anak telah terlibat dalam proses mendengarkan jauh
sebelum mereka masuk Taman Kanak-kanak.
C.
IMPLEMENTASI
WHOLE LANGUAGE
a.
Membaca
Kegiatan membaca
memberikan manfaat yang luar biasa bagi pertumbuhan dan perkembangan kita.
Membaca seharusnya menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak selayaknya
bermain. Untuk itu diperlukan peran serta orangtua, guru, keluarga dan berbagai
pihak dalam menumbuhkan minat baca pada anak usia dini.
Claudia menyatakan ada beberapa teknik
yang dapat diikuti saat mengajarkan membaca, yaitu:
1. Menebak
:
Menebak apa yang akan terjadi selanjutnya dalam cerita.
2. Pertanyaan :
Mengajukan pertanyaan yang ada dalam pikiran saat membaca
3. Menjelaskan :
Menjelaskan saat ada suatu hal yang tidak dapat dipahami.
4. Ringkasan :
Mengulang gagasan utama
dalam text.
5. Evaluasi : Memberikan pendapat, menarik
beberapa kesimpulan dan berbagi apa yang anda pikirkan dari bacaan tersebut.
6. Hubungan : Membuat beberapa
perbandingan atau menghubungkan antara apa yag telah dibaca dan pengalaman.
b. Menulis
Pada
setiap sekolah akan lebih baik menyelipkan kegiatan menulis bagi anak disetiap
kegiatan. Menurut Bradley, & Pottle terdapat beberapa kegiatan yang
sebaiknya diterapkan di sekolah agar pengalaman menulis bagi anak efektif,
yaitu:
1. Anak-anak
harus menulis setiap hari
2. Mencakup
pusat menulis kelas dengan menulis dan pemberian bahan
3. Guru
menjadi contoh untuk perilaku menulis efektif dan berbagi cerita narasi mereka
sendiri dengan anak-anak
4. Anak-anak harus
tumbuh pengalaman nyata
5. Menulis
harus terintegrasi di seluruh kurikulum
6. Penulis muda harus
diberikan kesempatan untuk berbagi pekerjaan mereka
dengan orang lain
7. Mulai
memberi tahu tanda baca untuk anak.
9. Memberikan
umpan bermakna kembali bagi siswa dan melihat kembali hasil tulisan anak untuk
mendorong kemajuan anak menghormati anak sebagai penulis, mengakui bahwa ada
berbagai perbedaan di setiap kelas
c. Bicara
Berbicara merupakan suatu proses
penyampaian informasi, ide atau gagasan. Kemampuan bicara anak usia dini biasa
masih belum berkembang dengan baik, terutama pada penempatan kalimat dan
penggunaan tata bahasa.
Implementasi bicara menurut Laura
Berk adalah sebagai berikut:
Tipe kata
|
Deskripsi
|
Contoh
|
Persentase total
|
Kata benda
|
Menggunakan
untuk memahami suatu benda.
|
Apel,
bola, burung, perahu, dan sebagainya.
|
|
Kata kerja
|
Kata
yang menggambarkan permintaan atau menuntut perhatian.
|
Selamat
tinggal, pergi, hai, linat, lebih, keluar.
|
|
Kata pernyataan
|
Kata
yang digunakan untuk menunjukkan kualitas benda atau suatu kejadian.
|
Semua
hilang, besar, kotor, panas, kepunyaanku, cantik, basah.
|
|
Kata sifat
|
Kata
yang menggambarkan ekspresi emosional dan hubungan sosial.
|
Tidak,
tolong, ingin, iya, terimakasih.
|
|
Kata fungsi
|
Kata
yang menghubungkan tata bahasa.
|
Untuk,
adalah, apa, dimana.
|
|
d.
Menyimak
Kemampuan
menyimak anak dapat dikembangkan oleh guru disekolah maupun orangtua dirumah
dengan menggunakan pendekatan whole language. Dimana pembelajaran kemampuan
menyimak ini disatukan dengan kemampuan menulis atau membaca. Apabila anak sangat sulit
untuk mendengar atau menyimak dengan baik, orang dewasa garus memeriksakan
keadaan telinga anak ke dokter untuk mengetahui apakah ada gangguan atau tidak.
Menurut
Elizabeth, guru dapat merancang kelas sedemikian rupa untuk meningkatkan
perkembangan menyimak anak, yaitu:
Setting the
conditioning for group listening:
(1) Listening
activities, positive reinforcement works wonders with this age group. Find
someone who is ready, praise them and mostchildren will follow suit.
(2) The teacher’s
voice, This is a tool that need to be cultivated. If the teacher is talking in
a LOUD voice, the children will talk in a LOUD voice. If the teacher speaks in
measured, soft tones, many of the children will follow suit and it will make
the job easier.
(3) Good listener
headbands, students can wear the headbands as a special reward, or they can all
wear during certain times. Wearing the headbands with over-sized ears serves as
a reminder to focus upon the skill of listening in a way that appeals to the
imagination.
(4) Close your eyes
and listen for the chat,have students be “quiet as a mouse” and close their
eyes and listen to the sounds in the classroom.
(5) A quiet
whispering rhyme, use the following rhyme at any time of day when the class is
getting too loud. Start chanting it and student will pick up the rhythm and
quiet down.
(6) Let’s go on a listening walk, have
students line up, each with a partner and go through the school on a “listening
walk”.
(7) Let’s go on a outdoor listening walk, have
students line up for outdoor playtime a bit early one day so that they can
listen for outdoor sounds while walking around the playground.
(8) A sample
experience chart story, come back into the classroom after playtime and talk
about the sounds you heards outdoors.
Dapat
diartikan bahwa pengkodisian anak pada saar menyimak yaitu: (1) kegiatan
Menyimak, menjadi penguatan positif pada anak usia dini untuk mendengarkan pada
saat anak lain berbicara.(2) Suara guru, pada kegiatan ini guru mengajarkan
anak untuk berbicara dengan nada suara yang lebih lembut. Hal itu akan membuat pekerjaan lebih mudah.(3)
anak di berikan contohnya sebuah ikat kepala “pendengar yang baik”, dengan
mengenakan ikat kepala tersebut menjadi mengingat bahwa ia harus menjadi
pendengar yang baik. (4) anak bermain “tutup mata” untuk belajar mencari suara
apa saja yang ia dengarkan. (5) anak belajar untuk menyimak dengan bermain
“kuda bisik”. (6) anak diminta untuk mendengarkan temannya becerita. (7) anak
juga dapat diajak belajar menyimak dengan diajak mendengarkan suara yang ada disekitarnya atau
diluar ruangan. (8) setelah anak bermain anak diminta untuk menceritakan
kegiatan atau hal apa yang sudah ia dengarkan.
Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa kedelapan rancangan pengkondisian kelas ini
dapat dicoba oleh guru untuk meningkatkan perkembangan menyimak anak.
D.
KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN WHOLE LANGUAGE
Dalam
setiap pendekatan yang dikembangkan oleh guru, sudah pasti terkandung kelebihan
dan kekurangan. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan yang didapat dalam
pendekatan whole language:
a.
Kelebihan
whole language
1. Pengajaran
bahasa disajikan secara utuh dan menyeluruh.
2. Siswa
berperan aktif didalam kelas.
3. Whole
language dapat digabungkan dengan berbagai disiplin ilmu yang lainnya.
b.
Kekurangan
whole language
1. Perubahan
dari kelas biasa kedalam kelas whole language memerlukan waktu yang lama.
2. Guru
harus dapat memahami konsep dan komponen apa saja yang terdapat dalam whole
language.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Model
whole language merupakan model pembelajaran bahasa yang menekankan bahwa
pembelajaran bahasa merupakan sesuatu yang utuh, yang tidak memisahkan
aspek-aspek keterampilan berbahasa. Selain itu, dalam whole language siswa
dituntut untuk aktif pada setiap kegiatannya dan guru hanya berperan sebagai
mediator, pengarah dan membantu siswa dalam belajar.
Dengan
kata lain bahwa whole language adalah
suatu teori tentang sistem belajar bahasa dan bagaimana sistem tersebut dapat
membantu kemajuan anak dikelas dan disekolah, yang dilakukan secara alamiah
tanpa intervensi guru dan pembelajaran berpusat pada anak.
B.
SARAN
Pendidkan
di Indonesia dapat menerapkan sistem pengajaran yang berpusat pada anak
sehingga anak dapat menggali informasi dan dapat memahami berbagai ilmu
pengetahuan.
Diharapkan
pula guru sebagai mediator dapat mempelajari tentang pendekatan yang sesuai
dengan kondisi, sarana prasarana dalam lembaganya. Guru juga harus dapat
mengamati apa yang menjadi minat, motivasi serta dapat bersahabat dengan anak
didik.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah.Sabarti. Bahasa Indonesia I.1991.hal 4,
Thesis Magister FPBI Univ.Sebelas Maret
Aminuddin.Whole Language dalam Pengajaran Bahasa, Seni
dan Desain.1994.
Ann Miles Gordon. Kathryn
Williams Brown. Beginning and Beyond Foundation in early childhood education
sixth edition. (USA: Thomson,2004). h.509
Claudia Eliason, Loan
Jenkins, Practical Guide to Early
Childhood Curriculum. (USA: Pearson, 2008).
Claudia. Eliason, Loa Jenkins, Practical guide to early childhood
curriculum eight Edition. (USA:PEARSON).
Diakses
dari
http://journal.um.ac.id/index.php/seni-dan desain/article/view/2235pada tanggal
20 September pukul 11.35 WIB
Elizabet,
Kindergarten Teacher’s Survival Guide.
(NewYork: The Center For Applied Reasearch un Education 1997).
Hariyanto,
Pendekatan Whole Language sebagai Upaya
Peningkatan Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia: tidak diterbitkan,
diakses dari eprints.uns.ac.idpada tanggal 3 April 2015 pukul 22.32 WIB
Hurlock.
Child Development (McGraw-Hill,Inc
1978).
Redmond.Mary
Lynn.Foreign Language Annals vol.27 no.3.Jurnal.Diakses dari eprints.uns.ac.id
pada tanggal 20 September
2015 pukul 11.45 WIB
Sugiarto.
Perbedaan
Hasil Belajar Membaca Antara Siswa Laki-laki dan Perempuan yang Diajar Membaca
dengan Teknik Skimming, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 037 Tahun ke-8 (Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional).
Playtech casino slot machines - KT Hub
BalasHapusPlaytech casino slot 아산 출장마사지 machines - 청주 출장안마 Visit Jtmhub to learn more about online 포항 출장안마 casino slots, 여수 출장안마 table games, 계룡 출장마사지 video poker, casino games and games in South Africa.