Rabu, 27 Januari 2016

Whole Language

BAB I
PENDAHULUAN


A.     LATAR BELAKANG MASALAH
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang untuk mengutarakan perasaan yang sedang dialaminya, sehingga beban hidupnya dapat terasa lebih ringan. Bahasa juga merupakan beberapa simbol baik verbal maupun visual yang dapat digunakan untuk mendapatkan pemahaman suatu informasi baru. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membaca informasi tersebut di buku atau majalah dan dapat didengar melalui radio atau media elektronik.
Anak usia dini sebenarnya belum mampu menguasai kata-kata, dengan  kemampuannya yang sedang berkembang pesat, anak usia dini mulai mengerti dan memahami satu per satu makna kata, dan apa yang dikatakan oleh orang dewasa. Selain dapat berkomunikasi dengan orang dewasa, anak dapat berinteraksi dengan teman sebayanya.
Selain itu, dengan menggunakan bahasa anak akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang dapat bergaul ditengah-tengah masyarakat. Melalui bahasa pula anak dapat menceritakan pengalaman dan perasaannya melalui simbol-simbol yang dapat dipahami oleh orang lain.
Dengan melihat latar belakang tersebut maka diyakini bahwa bahasa adalah salah satu elemen penting yang harus dipahami dan dikuasai oleh anak. Oleh karena nya, pendidik anak usia dini harus dapat memahami pendekatan apa saja yang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak.
Whole language adalah salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa yang mengajarkan bahasa secara utuh. Pengajaran keterampilan berbahasa dan komponen bahasa  seperti kosakata dan tata bahasa disajikan secara utuh bermakna dalam satu situasi yang nyata.
Dengan pengajaran bahasa yang terpisah, sangat sulit untuk memotivasi anak untuk belajar bahasa, karena anak menganggap apa yang dipelajarinya tidak ada hubungannya dengan kehidupan mereka.
Pengajaran tentang penggunaan tanda baca, diajarkan secara bersamaan dengan keterampilan menulis, membaca ataupun berbicara. Pendidik berkewajiban untuk menyediakan lingkungan yang menunjang anak agar dapat mempelajari bahasa dengan baik.

B.      RUMUSAN MASALAH
1.    Apa yang dimaksud dengan whole language?
2.    Apa saja komponen whole language dalam pembelajaran bahasa?
3.    Bagaimana implementasi whole language dalam pembelajaran bahasa?
4.    Apa saja kelebihan dan kekurangan whole language?

C.      TUJUAN MAKALAH
      Tujuan Umum Makalah
Dengan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui gambaran secara umum tentang pendekatan whole language dalam pembelajaran bahasa anak usia dini:
Tujuan Khusus Makalah
Tujuan khusus makalah ini  adalah:
1.    Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendekatan whole language.
2.    Mengetahui apa saja komponen yang terdapat dalam pendekatan whole language.
3.    Mengetahui implementasi pendekatan whole language dalam pembelajaran bahasa anak usia dini.
4.    Mengetahui kelebihan dan kekurangan whole language.

BAB II
KAJIAN TEORITIK

A.   PENGERTIAN WHOLE LANGUAGE
Pendekatan terpadu dalam pembelajaran bahasa dilandasi pandangan bahasa holistik atau whole language yang memperlakukan bahasa sebagai sesuatu yang bulat dan utuh. Pada hakikatnya whole language merupakan falsafah pandangan atau keyakinan tentang hakikat belajar dan bagaimana anak belajar secara optimal.
Weaver menyatakan bahwa whole language  pada dasarnya merupakan pandangan atau keyakinan tentang hakikat belajar dan bagaimana anak dapat belajar secara optimal. Sistem landasan keterpaduan dalam pembelajaran bahasa menyatakan bahwa belajar bahasa akan lebih mudah terjadi jika bahasa itu disajikan secara holistik nyata, relevan, bermakna, serta fungsional, jika bahasa itu disajikan dalam konteks pembicaraan dan dipilih anak untuk digunakan.
 Dengan kata lain bahwa whole language adalah suatu teori tentang sistem belajar bahasa dan bagaimana sistem tersebut dapat membantu kemajuan anak dikelas dan disekolah, yang dilakukan secara alamiah tanpa intervensi guru dan pembelajaran berpusat pada anak.

Rudell and Rudell mengatakan “is the use of the one language to decode and comprehend text. Because the foundation of literacy is language development, early childhood teacher must be aware of development of language, as well as the factors that influence its development”. Dapat diartikan bahwa bahasa merupakan salah satu cara untuk menguraikan dan memahami kalimat. Karena pada dasarnya keaksaraan merupakan suatu perkembangan bahasa, para pendidik harus menyadari perkembangan bahasa serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Whole language mengandung konsepsi bahwa bahasa merupakan gejala plural yang mempunyai keutuhan. Sebab itu, sebagai bahan pembelajaran, bahasa tidak dapat disikapi sebagai gejala yang tersegmentasikan secara artifisial melainkan disikapi sebagaimana gejala penggunaannya dalam berbagai peristiwa komunikasi.Sebagai wawasan yang ada dalam konteks pengajaran bahasa, penerapan prinsip whole language berimplikasi pada penyikapan bahasa sebagai bahan pembelajaran, bentuk pembelajaran, assessment, dan penilaian. Dalam artian luas, penerapan prinsip tersebut berimplikasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian program.

 

Redmond Mary Lynn yang menyatakan:
“The Whole Language Approach provides a learning environment in which the student participates in meaningful language experiences. Through the process of constructing language for communication purposes, the student develops the ability to listen, speak, read, and write in a natural manner.
Redmond Mary Lynn menyatakan bahwa pendekatan whole language menyediakan sebuah pembelajaran dari lingkungan yang mana anak dapat berpartisipasi dalam pengalaman-pengalaman bahasa penuh makna melalui proses mengkonstruksi bahasa untuk tujuan komunikasi, anak-anak dapat mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis secara alami.
Berdasarkan berbagai definisi pendekatan whole language diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan whole language adalah pendekatan yang menekankan pada pembelajaran bahasa berpusat pada anak yang dilakukan dengan menyenangkan, anak membangun bahasa sendiri secara alami secara utuh tidak terpisah pisah antara mendengar, menyimak, berbicara, membaca dan menulis, situasi diciptakan agar mendorong ketertarikan pada anak untuk membaca dan pendapatkan pengetahuan melalui pengalaman-pengalaman secara.

B.   KOMPONEN WHOLE LANGUAGE
Whole language adalah cara untuk menyatukan pandangan tentang bahasa, tentang pembelajaran dan tentang orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran. Dalam hal ini orang-orang yang dimaksud adalah anak dan guru. Whole language dimulai dengan menumbuhkan lingkungan berbahasa yang diajarkan secara utuh dan keterampilan bahasa diajarkan secara terpadu. Goodman mengatakan “…the class would be listening, speaking, writing and reading”. Dapat diartikan bahwa pembelajaran di kelas terdiri dari mendengar, bicara, menulis, dan membaca.

a.    Membaca
Kehidupan sekarang ini memang sudah tidak dapat dipisahkan dari bahan tulisan seperti buku, koran, majalah, brosur dan lain-lain. Membaca merupakan salah satu dari empat komponen perkembangan bahasa yang penting untuk dikuasai dan dipelajari oleh anak, dengan membaca seseorang dapat bersantai, berinteraksi dan bisa mendapatkan informasi serta pengalaman baru yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup dimasa yang akan datang.
Mengajarkan membaca pada anak, itu sama saja seperti memberikan anak sebuah masa depan yang baik yaitu memberi anak bagaimana caranya agar ia dapat mengeksplorasi tentang apapun yang anak sukai. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Bowman dan Bowman membaca merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat.
membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dan arti dari tulisan, walaupun dalam kegiatan ini terjadi pengenalan huruf-huruf. Membaca dikatakan kegiatan fisik karena melibatkan gerakan-gerakan tubuh, khususnya mata yang melakukannya dan dikatakan kegiatan mental karena melibatkan bagian-bagian pikiran khususnya persepsi dari ingatan akan kegiatan yang baru saja dialaminya (kegiatan membaca).
b.    Menulis
Pada anak usia dini menulis merupakan ekspresi atau ungkapan dari bahasa lisan ke dalam suatu bentuk goresan atau coretan. Diffily dan Morrison mengatakan “Another ingredient in the language and literacy program is hand writing. There is a connection between listening, talking, reading, writing” Dapat diartikan bahwa bahasa dan keaksaraan termasuk dalam tulisan tangan, hal tersebut harus menjadi bagian penting  dari program bahasa lisan dan tertulis. Ada hubungan antara mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Diffily dan Morrison (1996) menyarankan setidaknya enam tahap yang berbeda dari menulis: menggambar, menulis, diciptakan huruf, huruf acak, ditemukan ejaan, dan Spelling umum.
Contohnya:
Matthew menggambar bentuk sepertin lingkaran pada jendela mobil berkabut-up. "Aku menulis," ia bangga mengumumkan. "Apa isinya?" Tanya ayahnya. "Oh, saya tidak tahu. Saya hanya bisa menulis, saya tidak bisa membaca! "Jawab Matthew.
Terdapat beberapa tahapan dalam menulis bagi anak usia dini menurut Allyn and Bacon, yaitu:
At first children refer to picture when they pretendread familiar stories; later they realize that reading involves looking, fingerpoint reading of familiar storybooks occurs, children as young as 3 years of age recognize general feature of writing and can distinguish writing from non writing using the feature of linierity, to figure out how English print works, children must learn that letters of the alphabet code phonemes rather that whole words or syllables, recognizing latters of the alphabet requires children to differentitation distinctive features. One of the hardest features for childrent to understand is orientations”
Dapat diartikan dalam tahapan menulis bagi anak terdapat berbagai tahapan yaitu:
1.  Pada anak pertama mengacu pada gambar saat mereka berpura-pura membaca cerita akrab, kemudian mereka menyadari membaca yang melibatkan melihat cetak.
2.  Tahapan kedua pembacaan buku cerita akrab.
3.  Anak-anak berumur 3 tahun mengenali cara menulis coret dan dapat membedakan menulis dari non menulis menggunakan fitur linearitas.
4.  Anak mulai mengetahui bawa huruf-huruf tersebut bermakna, anak-anak harus belajar bahwa surat fonem kode alfabet daripada semua kata atau suku kata.
5.  Anak menyadari dalam membuat kalimat atau cerita. Setiap anak memiliki tingkat kesulitan untuk membuat kalimat yang berbeda. Salah satu tingkat kesulitan yang paling sulit untuk Anak-anak untuk memahami adalah orientasi.

c.    Bicara
Bicara merupakan perkembangan awal yang dapat dimiliki anak dalam berbahasa. Dengan bicara anak dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sebaya maupun orang dewasa. Saat perkembangan bicara anak berkembang pesat, secara tidak langsung rasa percaya diri anak akan tumbuh dengan baik karena anak dapat mengemukakan pendapat atau menceritakan suatu kejadian secara terstruktur dan dapat dimengerti oleh lawan bicara nya.
Bicara menurut Hurlock adalah bentuk bahasa yag menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Karena bicara merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif, penggunaannya paling luas dan paling.
Dalam suatu kelas itu tidak pernah lepas dari percakapan dan menulis. Guru menyediakan berbagai macam cara untuk memberikan pengajaran pada anak. Dengan menciptakan lingkungan yang nyaman, melakukan pelajaran kata dan menggunakan permainan. Guru memberikan penguatan untuk membantu anak dalam memahami bahasa.
Sebelum anak diajarkan berbicara, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran bicara. Menurut Hurlock hal penting dalam belajar berbicara, yaitu: (1) Persiapan fisik untuk berbicara (2) Kesiapan mental untuk berbicara (3) Model yang baik untuk ditiru (4) Kesempatan untuk berpraktek (5) Motivasi (6) Bimbingan.

d.    Menyimak
Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi dan mereaksi makna. Selain itu, dengan menyimak anak dapat memahami apa yang ia dengar dan dari hal tersebut dapat terlihat apakah anak mengerti dengan kata-kata yang dibicarakan ileh oranglain. Elizabeth mengemukakan bahwa menyimak adalah salah satu keterampilan seni bahasa pertama yang dikembangkan. Setiap anak telah terlibat dalam proses mendengarkan jauh sebelum mereka masuk Taman Kanak-kanak.

C.   IMPLEMENTASI WHOLE LANGUAGE
a.    Membaca
Kegiatan membaca memberikan manfaat yang luar biasa bagi pertumbuhan dan perkembangan kita. Membaca seharusnya menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak selayaknya bermain. Untuk itu diperlukan peran serta orangtua, guru, keluarga dan berbagai pihak dalam menumbuhkan minat baca pada anak usia dini.
Claudia menyatakan ada beberapa teknik yang dapat diikuti saat mengajarkan membaca, yaitu:
1.  Menebak          : Menebak apa yang akan terjadi selanjutnya dalam cerita.
2.  Pertanyaan      : Mengajukan pertanyaan yang ada dalam pikiran saat membaca
3.  Menjelaskan    : Menjelaskan saat ada suatu hal yang tidak dapat dipahami.
4.  Ringkasan       :  Mengulang gagasan utama dalam text.
5.  Evaluasi           : Memberikan pendapat, menarik beberapa kesimpulan dan berbagi apa yang anda pikirkan dari bacaan tersebut.
6.  Hubungan       : Membuat beberapa perbandingan atau menghubungkan antara apa yag telah dibaca dan pengalaman.

b. Menulis
   Pada setiap sekolah akan lebih baik menyelipkan kegiatan menulis bagi anak disetiap kegiatan. Menurut Bradley, & Pottle terdapat beberapa kegiatan yang sebaiknya diterapkan di sekolah agar pengalaman menulis bagi anak efektif, yaitu:

1.    Anak-anak harus menulis setiap hari
2.    Mencakup pusat menulis kelas dengan menulis dan pemberian bahan
3.    Guru menjadi contoh untuk perilaku menulis efektif dan berbagi cerita narasi mereka sendiri dengan anak-anak
4.   Anak-anak harus tumbuh pengalaman nyata
5.    Menulis harus terintegrasi di seluruh kurikulum
6.  Penulis muda harus diberikan kesempatan untuk berbagi   pekerjaan mereka dengan orang lain
7.    Mulai memberi tahu tanda baca untuk anak.
9.    Memberikan umpan bermakna kembali bagi siswa dan melihat kembali hasil tulisan anak untuk mendorong kemajuan anak menghormati anak sebagai penulis, mengakui bahwa ada berbagai perbedaan di setiap kelas

c. Bicara
            Berbicara merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan. Kemampuan bicara anak usia dini biasa masih belum berkembang dengan baik, terutama pada penempatan kalimat dan penggunaan tata bahasa.
            Implementasi bicara menurut Laura Berk adalah sebagai berikut:
Tipe kata
Deskripsi
Contoh
Persentase total
Kata benda
Menggunakan untuk memahami suatu benda.
Apel, bola, burung, perahu, dan sebagainya.

Kata kerja
Kata yang menggambarkan permintaan atau menuntut perhatian.
Selamat tinggal, pergi, hai, linat, lebih, keluar.

Kata pernyataan
Kata yang digunakan untuk menunjukkan kualitas benda atau suatu kejadian.
Semua hilang, besar, kotor, panas, kepunyaanku, cantik, basah.

Kata sifat
Kata yang menggambarkan ekspresi emosional dan hubungan sosial.
Tidak, tolong, ingin, iya, terimakasih.

Kata fungsi
Kata yang menghubungkan tata bahasa.
Untuk, adalah, apa, dimana.

           
d.    Menyimak
Kemampuan menyimak anak dapat dikembangkan oleh guru disekolah maupun orangtua dirumah dengan menggunakan pendekatan whole language. Dimana pembelajaran kemampuan menyimak ini disatukan dengan kemampuan menulis atau membaca. Apabila anak sangat sulit untuk mendengar atau menyimak dengan baik, orang dewasa garus memeriksakan keadaan telinga anak ke dokter untuk mengetahui apakah ada gangguan atau tidak.
Menurut Elizabeth, guru dapat merancang kelas sedemikian rupa untuk meningkatkan perkembangan menyimak anak, yaitu:
Setting the conditioning for group listening:
(1) Listening activities, positive reinforcement works wonders with this age group. Find someone who is ready, praise them and mostchildren will follow suit.
(2) The teacher’s voice, This is a tool that need to be cultivated. If the teacher is talking in a LOUD voice, the children will talk in a LOUD voice. If the teacher speaks in measured, soft tones, many of the children will follow suit and it will make the job easier. 
(3) Good listener headbands, students can wear the headbands as a special reward, or they can all wear during certain times. Wearing the headbands with over-sized ears serves as a reminder to focus upon the skill of listening in a way that appeals to the imagination.
(4) Close your eyes and listen for the chat,have students be “quiet as a mouse” and close their eyes and listen to the sounds in the classroom.
(5) A quiet whispering rhyme, use the following rhyme at any time of day when the class is getting too loud. Start chanting it and student will pick up the rhythm and quiet down.
 (6) Let’s go on a listening walk, have students line up, each with a partner and go through the school on a “listening walk”.
 (7) Let’s go on a outdoor listening walk, have students line up for outdoor playtime a bit early one day so that they can listen for outdoor sounds while walking around the playground.
(8) A sample experience chart story, come back into the classroom after playtime and talk about the sounds you heards outdoors.
              Dapat diartikan bahwa pengkodisian anak pada saar menyimak yaitu: (1) kegiatan Menyimak, menjadi penguatan positif pada anak usia dini untuk mendengarkan pada saat anak lain berbicara.(2) Suara guru, pada kegiatan ini guru mengajarkan anak untuk berbicara dengan nada suara yang lebih lembut. Hal  itu akan membuat pekerjaan lebih mudah.(3) anak di berikan contohnya sebuah ikat kepala “pendengar yang baik”, dengan mengenakan ikat kepala tersebut menjadi mengingat bahwa ia harus menjadi pendengar yang baik. (4) anak bermain “tutup mata” untuk belajar mencari suara apa saja yang ia dengarkan. (5) anak belajar untuk menyimak dengan bermain “kuda bisik”. (6) anak diminta untuk mendengarkan temannya becerita. (7) anak juga dapat diajak belajar menyimak dengan diajak  mendengarkan suara yang ada disekitarnya atau diluar ruangan. (8) setelah anak bermain anak diminta untuk menceritakan kegiatan atau hal apa yang sudah ia dengarkan.
                                    Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kedelapan rancangan pengkondisian kelas ini dapat dicoba oleh guru untuk meningkatkan perkembangan menyimak anak.

D.   KELEBIHAN DAN KEKURANGAN WHOLE LANGUAGE
Dalam setiap pendekatan yang dikembangkan oleh guru, sudah pasti terkandung kelebihan dan kekurangan. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan yang didapat dalam pendekatan whole language:
a.      Kelebihan whole language
1.     Pengajaran bahasa disajikan secara utuh dan menyeluruh.
2.     Siswa berperan aktif didalam kelas.
3.     Whole language dapat digabungkan dengan berbagai disiplin ilmu yang lainnya.

b.     Kekurangan whole language
1.     Perubahan dari kelas biasa kedalam kelas whole language memerlukan waktu yang lama.
2.     Guru harus dapat memahami konsep dan komponen apa saja yang terdapat dalam whole language.

BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Model whole language merupakan model pembelajaran bahasa yang menekankan bahwa pembelajaran bahasa merupakan sesuatu yang utuh, yang tidak memisahkan aspek-aspek keterampilan berbahasa. Selain itu, dalam whole language siswa dituntut untuk aktif pada setiap kegiatannya dan guru hanya berperan sebagai mediator, pengarah dan membantu siswa dalam belajar.
Dengan kata lain bahwa whole language adalah suatu teori tentang sistem belajar bahasa dan bagaimana sistem tersebut dapat membantu kemajuan anak dikelas dan disekolah, yang dilakukan secara alamiah tanpa intervensi guru dan pembelajaran berpusat pada anak.

B.    SARAN
Pendidkan di Indonesia dapat menerapkan sistem pengajaran yang berpusat pada anak sehingga anak dapat menggali informasi dan dapat memahami berbagai ilmu pengetahuan.
Diharapkan pula guru sebagai mediator dapat mempelajari tentang pendekatan yang sesuai dengan kondisi, sarana prasarana dalam lembaganya. Guru juga harus dapat mengamati apa yang menjadi minat, motivasi serta dapat bersahabat dengan anak didik.
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah.Sabarti. Bahasa Indonesia I.1991.hal 4, Thesis Magister FPBI Univ.Sebelas Maret

Aminuddin.Whole Language dalam Pengajaran Bahasa, Seni dan Desain.1994.
Ann Miles Gordon. Kathryn Williams Brown. Beginning and Beyond Foundation in early childhood education sixth edition. (USA: Thomson,2004). h.509
Claudia Eliason, Loan Jenkins, Practical Guide to Early Childhood Curriculum. (USA: Pearson, 2008).

Claudia. Eliason, Loa Jenkins, Practical guide to early childhood curriculum eight Edition. (USA:PEARSON).
Diakses dari http://journal.um.ac.id/index.php/seni-dan desain/article/view/2235pada tanggal 20 September pukul 11.35 WIB
Elizabet, Kindergarten Teacher’s Survival Guide. (NewYork: The Center For Applied Reasearch un Education 1997).
Hariyanto, Pendekatan Whole Language sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia: tidak diterbitkan, diakses dari eprints.uns.ac.idpada tanggal 3 April 2015 pukul 22.32 WIB
Hurlock. Child Development (McGraw-Hill,Inc 1978).
Redmond.Mary Lynn.Foreign Language Annals vol.27 no.3.Jurnal.Diakses dari eprints.uns.ac.id pada tanggal 20 September 2015 pukul 11.45 WIB
Sugiarto. Perbedaan Hasil Belajar Membaca Antara Siswa Laki-laki dan Perempuan yang Diajar Membaca dengan Teknik Skimming, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 037 Tahun ke-8 (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional).


1 komentar:

  1. Playtech casino slot machines - KT Hub
    Playtech casino slot 아산 출장마사지 machines - 청주 출장안마 Visit Jtmhub to learn more about online 포항 출장안마 casino slots, 여수 출장안마 table games, 계룡 출장마사지 video poker, casino games and games in South Africa.

    BalasHapus